AGAR DOA DIKABULKAN
Ustadz : Sambo
Pada
kajian ini kita akan merangkum kajian bagaimana agar doa-doa kita
dikabulkan oleh Allah SWT. Telah kita kaji bahwa ada tujuh hal tentang
doa ini, yaitu: (1) mengapa kita harus berdoa, (2) syarat-syarat dalam
berdoa sehingga doa terkabul, (3) bagaimana cara berdoa, (4) hal-hal
yang mempercepat doa dikabulkan, (5) hal-hal yang menghambat/menghalangi
doa dikabulkan, (6) tempat dan waktu yang makbul dalam berdoa, dan (7)
macam-macam/bentuk-bentuk doa yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Doa
kita selama ini belum atau tidak terkabul, bisa jadi karena: (1) kita
tidak tahu mengapa harus berdoa, (2) doa kita belum memenuhi syarat,
ibarat shalat maka syaratnya adalah berwudhu, menghadap kiblat, menutup
aurat, tempat yang bersih, masuk waktu; kalau tidak berwudhu maka
syaratnya tidak dipenuhi dan shalatnya tidak diterima. Kalau doa itu
tidak dipenuhi syarat-syaratnya, maka doa kita juga akan ditolak oleh
Allah SWT. Doa kita tidak dikabulkan bisa jadi: (3) Caranya salah, (4)
hal-hal yang mempercepat doa itu belum atau dikabulkan tidak kita
lakukan. Ibarat kompor, mengapa masaknya lama sekali? Bisa jadi karena
apinya kecil, minyaknya kurang, alat penggorengannya salah, masaknya
banyak tetapi alatnya kecil. Penyebab lainnya adalah: (5) ada hal-hal
yang menghambat doa kita dikabulkan. Kita inginnya dikabulkan doa kita,
tetapi pekerjaan kita justru menghambat doa itu dikabulkan; dan (6)
tempat dan waktunya tidak makbul, serta (7) jenis doa atau materi doanya
tidak tepat.
Selama ini yang dipelajari dalam
berdoa itu adalah yang ke-7, yaitu bentuk-bentuk atau macam-macam doa
saja, sedang butir ke-1 hingga ke-6 tidak pernah dipelajari atau
diajarkan. Yang sering terjadi adalah bertanya, “Ustadz, apa doanya
kalau saya ingin punya anak, kalau saya mau kaya, mau sehat, biar cepat
dapat jodoh, …..”. Kebanyakan kaum muslimin mempelajari butir yang ke-7
ini. Padahal yang nomor ke-7 ini mestinya harus melalui tahapan-tahapan
mulai dari nomor ke-1 hingga ke-6 dulu. Apa pun doanya tetapi kalau
nomor ke-1 hingga ke-6 itu tidak dilakukan, doa itu tidak dikabulkan.
Oleh karena itu yang ke-7 itu adalah urutan yang terakhir. Bahkan
kadang-kadang apa yang diminta berlawanan dengan apa yang terjadi,
misalnya: minta sehat, ternyata sakit melulu; minta suami sayang
ternyata suaminya marah-marah terus, minta anak yang bageur baik
ternyata anaknya bandel, minta rejeki lancar ternyata seret; dsb.
Mengapa ini bisa terjadi? Jangan-jangan ini karena kita hanya melakukan
yang nomor ke-7 saja, tidak melaksanakan yang ke-1 hingga yang ke-6,
yaitu tahu bunyi doanya, tetapi tidak tahu yang lainnya: syaratnya tidak
dipenuhi, caranya salah, waktunya tidak tepat, melakukan hal-hal yang
menghambat doa. Kita sering kali melakukan doa dengan cara yang salah,
misalnya berdoa dengan santai, tidak serius, tangan enggan
mengangkatnya, tangan hanya ditumpangkan di atas paha saja, doa
diucapkan dengan seadanya dan tidak serius. Padahal kata Nabi bahwa doa
itu adalah senjata. Namanya senjata itu kalau tidak mengetahui cara
memakainya, tidak akan tepat sasaran. Misalnya, kita diberi pistol,
tetapi tidak mengetahui bagaimana cara menggunakannya, tidak akan bisa
menembak sasaran; inginnya menembak kaki yang kena adalah kepala.
1. Mengapa kita harus berdoa? Setidak-tidaknya ada 3 alasan mengapa kita harus berdoa, yaitu:
a. Karena kita merasa bahwa kita adalah orang yang lemah, orang yang butuh pertolongan Allah SWT.
Kalau
kita merasa kuat, merasa tidak perlu bantuan, merasa sok jago; tidak
akan bisa berdoa, kalaupun berdoa maka akan berbeda. Misalnya, ketika
kita sedang banyak uang, bagaimana doa kita? Hambar, bahkan sering malas
untuk berdoa. Kalau kita merasa lemah, merasa butuh pertolongan, merasa
butuh bimbingan dan bantuan; maka kita akan terus berdoa supaya yang
tadinya lemah menjadi kuat, tadinya banyak masalah menjadi dibantu,
tadinya miskin menjadi dicukupkan oleh Allah SWT. Sedangkan kalau merasa
tidak butuh kepada Allah, jarang berdoa. Dengan demikian kalau,
misalnya, sekarang doa kita tidak dikabulkan, bisa jadi karena berdoanya
hanya pada waktu susah saja; tetapi kalau kita merasa cukup, merasa
kuat, merasa hebat; berdoanya hanya sekedarnya saja. Akhirnya ketika
kita butuh, Allah mengatakan, ”Engkau pada saat merasa cukup tidak mau
minta, sekarang giliran tidak punya merengek-rengek!”. Oleh karena itu
apapun kondisi kita, kita harus yakini bahwa kita ini lemah, sangat
bergantung. Doa itu tidak boleh berhenti, hanya sewaktu butuh saja.
Allah berfirman dalam surat Faathir : 15:
Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.
Kata
Allah bahwa manusia itu butuh kepada Allah. Butuh apa saja? Butuh
pertolongan, butuh bimbingan, butuh rejeki, butuh sehat, dan sebagainya.
Orang yang emrasa butuh pasti doanya akan serius, tetapi kalau merasa
tidak butuh, maka doanya tidak serius, bahkan malas berdoa.
b. Doa itu adalah ibadah
Doa
itu adalah ibadah, yaitu salah satu bentuk ketundukan manusia kepada
Allah. Doa itu tidak ada bedanya dengan shalat, zakat, haji, dlsb;
karena doa itu adalah ibadah. Nabi bersabda bahwa doa itu adalah intinya
ibadah (Ad du’au mukhkhul ’ibadah, doa itu adalah sumsumnya
(intinya) ibadah). Orang yang malasa berdoa berarti ia adalah malas
ibadah. Selama ini orang menganggap bahwa doa itu hanya sebatas
permintaan saja, padahal bukan hanya sekedar permintaan, tetapi juga
ibadah. Artinya, butuh ataupun tidak butuh, gembira atau susah, apapun
kondisinya; kita harus terus beribadah, harus terus berdoa kepada Allah
SWT, doa itu harus tetap serius. Kalaupun kita banyak rejeki, tetap
harus serius berdoa memohon rejeki. Kebanyakan orang kalau sedang banyak
rejeki, doa minta rejekinya tidak serius, tetapi kalau sedang susah
baru mintanya sangat serius. Kebanyakan orang kalau sedang sehat, tidak
pernah minta diberi kesehatan; tetapi kalau sedang sakit, mintanya terus
menerus untuk diberi sehat. Oleh karena itu apapun kondisinya dan di
mana pun adanya harus tetap ibadah.
Apa arti
ibadah? Doa itu ibadah, artinya: (1) kapan dan di mana saja, butuh atau
tidak butuh harus berdoa, (2) dikabulkan atau tidak dikabulkan, doa itu
mendapatkan pahala. Kalau kita niat berdoa itu ibadah, maka doa kita itu
menjadi ikhlas. Kebanyakan orang berdoa itu sifatnya menuntut untuk
dipenuhi, kesannya memaksa. Doa yang baik itu adalah doa manakala kita
sedang senang. Salah satu doa yang makbul adalah doa yang dilakukan pada
saat sedang senang, sedang banyak duit berdoa minta rejeki. Kalau
sedang susah lalu berdoa, maka itu adalah hal yang wajar. Selama ini
kita sering kalau berdoa tidak ikhlas, memaksa terus. Apa artinya
ikhlas? Jangan diingat-ingat, serahkan saja kepada Allah, dikabulkan
atau tidak. Kita seringnya kalau minta kudu, harus, begini-begitu, harus sekarang. Kalau doa itu ikhlas, yang penting sudah memohon, hasilnya itu urusan Allah.
2. Syarat-syarat doa dikabulkan Ada syarat-syarat dalam berdoa agar doa itu dkabulkan, yaitu:
a. Doa dengan hati
Syarat
pertama agar doa itu dikabulkan adalah berdoa itu dengan menggunakan
hati, tidak cukup hanya dengan mulut saja. Selama ini kita sering berdoa
hanya di mulut saja, tidak disertai dengan hati. Bagaimana doa dengan
hati? Begitu berucap tentang permohonan, maka hati pun sama mengucapkan
doa itu. Sering kalai orang berdoa berbicara terus, diikuti orang dengan
membaca ”Amin” keras-keras, tetapi hampa tanpa hati. Doanya rame-rame,
membaca ”Amin”-nya kencang-kencang tetapi hatinya ke mana-mana. Jadi,
doa itu harus memakai hati, karena Allah hanya melihat apa yang ada di
dalam hati kita.
b. Yakin
Agar doa
dikabulkan, doa itu harus memakai keyakinan. Doa yang tidak yakin, tidak
akan dikabulkan oleh Allah SWT. Sering kali kita berdoa tetapi hati
kita tidak yakin apakah Allah akan mengabulkan doa kita, merasa itu
mustahil dikabulkan oleh Allah. Salah satu doa yang tidak ikhlas adalah
doa itu dilakukan dengan tidak yakin, terbersit di dalam hati bahwa
tidak yakin Allah mengabulkan doa kita, tidak yakin kepada Allah. Doa
itu haru dengan penuh keyakinan, ”Ya Allah, Engkau Maha Baik, Engkau
tidak pernah ingkar janji”.
c. Diusahakan
Agar
doa dikabulkan, doa itu tidak cukup hanya dengan keyakinan saja, tetapi
harus diusahakan. Kalau orang berdoa agar diberi kepintaran, maka harus
belajar terus. Ingin disayangi suami, tetapi kalau servisnya tidak
benar, tidak akan dikabulkan; harus berusaha agar disayangi suami. Suami
ingin disayangi suami, kalau belanjanya diberikannya serba kurang,
bawaannya kasar melulu; bagaimana bisa disayangi isteri? Beri belanjanya
yang cukup, beri senyuman; itu adalah usaha-usaha agar disayangi
isteri. Kalau ingin disayangi anak, tetapi bawaannya marah melulu kepada
anak, mana mungkin bisa disayangi anak? Atau, kita ingin agar anak kita
tidak menipu, tetpi kita sendiri sering menipu. Kita sering menipu
kepada anak, misalnya: ”Jangan menangis ya, nanti dibelikan permen”;
padahal tidak dibelikan permen. Itu mengajari anak menipu. Atau, ”Kalau
ada orang yang bertanya, katakan bahwa ibu tidak ada”; padahal ada di
rumah. Itu adalah mendidik anak untuk menipu. Jadi, syarat agar doa itu
dikabulkan, harus diamalkan apa yang didoakan itu; usahanya itu harus
sesuai dengan doanya. Kalau doanya ingin menjadi dokter, maka harus
masuk ke Fakultas Kedokteran. Kita berdoa, ”Ya Allah, saya ingin anak
saya menjadi dokter”, tetapi masuk Fakultas Ekonomi, maka tidak mungkin
bisa menjadi dokter.
Banyak orang yang berdoa,
sampai berbuih doanya itu, tetapi tidak mengusahakan sesuai dengan
doanya itu, syarat-syaratnya tidak dipenuhi. Kalau syarat-syaratnya
tidak dipenuhi, doa itu tidak akan dikabulkan. Jadi kalau berdoa tidak
memakai hati, tidak yakin, dan tidak ada ikhtiar; maka doa tidak akan
dikabulkan. Sekalipun kita telah minta dengan berbuih-buih agar diberi
emas, tetapi kalau kita tidak berusaha, apakah langit akan menurunkan
emas?
3. Cara berdoa Bagaimana cara berdoa agar dikabulkan? Secara umum, cara berdoa itu adalah:
a. Menghadap kiblat
Berdoa secara formalnya dalah menghadap kiblat.
b. Berwudhu
Berdoa secara formal, yang lebih baik lagi adalah dengan berwudhu.
c. Serius
Doa
itu harus dilakukan dengan serius, jangan seenaknya. Slah satu tanda
bahwa doa itu serius adalah tangan diangkat dengan serius. Tangan
diangkat hingga lebih tinggi dari pundak. Kalau doa itu dilakukan dengan
serius, tangan itu bisa sampai bergetar.
d. Berulang-ulang
Doa
itu harus dilakukan dengan berulang-ulang. Artinya, doa itu jangan
hanya sekali saja, tetapi berulang-ulang, ”Ya Allah, kontrakanku habis,
Ya Allah kontrakanku habis ….”, terus berulang-ulang. Lakukan
berulang-ulang, tujuh kali, sepuluh kali, terussss… sampai yakin
dikabulkan. Sering kali kita berdoa minta banyak, hanya sekali-sekali
saja doanya. Lebih baik doa itu fokus dan dilakukan berulang-ulang, ”Ya
Allah, doaku yang kemarin belum Engkau kabulkan…”, ulangi lagi dan
ulangi lagi.
4. Hal-hal yang mempercepat doa dikabulkan
Apa
saja yang membuat agar doa cepat dikabulkan? Amalan-amalan ibadah yang
lainnya diperbaiki: shalatnya diperbaiki, infaqnya diperbaiki, puasanya
diperbaiki, dlsb. Bagaimana doanya akan dikabulkan kalau shalatnya tidak
benar? Shadaqoh adalah hal yang paling bagus untuk mempercepat doa.
Makanya kalau ada orang yang bersedeqah kepada kita, maka harus kita
doakan orang itu. Tetapi doanya jangan di muka orang yang bersedqah itu,
tetapi di belakangnya agar ia tidak tahu. Kalau berdoa di depan
orangnya, doanya bisa tidak ikhlas, ”Pak, kemarin saya sudah berdoa agar
bapak masuk surga”; itu doa yang tidak ikhlas. Kata Nabi bahwa salah
satu doa cepat terkabul itu adalah karena doa orang lain, yaitu doa yang
dilakukan dengan ikhlas. Makanya kalau kita minta doa kepada orang lain
itu jangan ditagih, biar saja seikhlasnya. Makin banyak ibadah kita
perbaiki, makin makbul doa kita; terutama ibadah-ibadah yang sifatnya
wajib, ditambah dengan ibadah-ibadah sunnah.
Termasuk
hal yang mempercepat doa adalah banyak minta doa kepada orang lain.
Oleh karena itu sering-seringlah minta doa kepada orang lain: orang tua
kita, isteri kita, anak kita, suami kita, dlsb. Kita jarang minta doa
kepada anak atau isteri kita, padahal jangan-jangan doanya makbul: ”Nak,
doakan bapak, doakan ibu…”. Apalagi minta doa kepada orang tua, itu
dapat mempercepat doa dikabulkan.
5. Hal-hal yang mengambat doa
Hal-hal
yang menghambat doa adalah perbuatan dosa. Bagaimana kita akan minta
kepada Allah, kalau diri kita diliputi dengan dosa? Makanya sebelum
berdoa itu kita dianjurkan untuk membaca istighfar lebih dulu, memohon
ampun kepada Allah. Termasuk juga dosa yang dilakukan kepada sesama
manusia, itu menghambat doa. Kalau kita mendzalimi orang lain, doa kita
ditolak oleh Allah. Oleh karena itu jangan mendzalimi orang lain,
apalagi yang didzalimi itu adalah orang tua kita. Kalau kita sudah
disumpah oleh orang tua kita, doa kita tidak akan dikabulkan. ”Aku
sumpahi, kau tidak akan bahagia”, maka selama hidup tidak akan bahagia.
Oleh karena itu kalau marah kepada anak, jangan menyumpahi anak.
Kalaupun menyumpahi anak, sumpahi dengan hal-hal yang baik: ”Kau aku
sumpahi menjadi orang yang kaya. Kau kusumpahi menjadi anak yang shaleh,
masuk surga. Jangan menyumpahi anak dengan: ”Jadi anak syaitan,kau!”,
nantinya anak itu seperti syaitan kelakukannya. Sumpahilah anak itu
dengan yang baik-baik: masuk surga, menjadi anak shaleh; karena sumpah
itu adalah doa. Berdoalah dengan yang baik-baik.
Termasuk
yang menghambat doa adalah pelit, bakhil; tidak mau memberi orang lain.
Bagaimana Tuhan akan membatu kita sementara kita adalah pelit, tidak
mau membatu orang? Apapun permintaan orang, usahakan untuk membantunya,
walaupun tidak secara langsung. Orang yang tidak mau membantu orang
lain, doanya ditolak. Biarpun sama-sama susah, bantulah orang lain.
Sering kali kita mengatakan, ”Ngapain membantu orang lain, kita
sendiri susah”. Justru kalau kita susah lalu membantu orang lain, maka
kita akan dibantu oleh Allah SWT. Nabi bersabda bahwa barang siapa
menolong saudaranya, maka Allah akan menolong dirinya (Man kaana fii haajati akhihi kaanallaahu fii hajaatihi).
Mulai sekarang, jangan bakhil: bantu, bantu dan bantu; walaupun dalam
keadaan susah. Kalau tidak bisa membatu dengan harta, bantu dengan
tenaga, bantu dengan doa; jangan pernah menolak permintaan orang lain.
6. Tempat dan waktu doa yang makbul
Tempat-tempat
doa yang makbul kebanyakan adalah di tempat-tempat dilaksanakannya
ibadah haji: Mekah, Madinah, Arafah, Multazam, Shofa-Marwa, Raudhoh,
dlsb. Sedangkan waktu yang makbul adalah: (1) pada waktu sujud.
Perbanyak doa pada waktu kita sedang sujud. (2) Sepertiga malam
terakhir. Ketika menjelang shubuh, itu adalah waktu doa yang makbul.
Ketika orang lain sedang tidur pulas, kita berdoa. Doa kita dikabulkan.
(3) Waktu antara dua adzan (adzan dan iqomah), (4) waktu antara dua
khutbah shalat Jum’at, (4) Ketika buka puasa, (5) Ketika musafir. Orang
musafir itu doanya makbul. (6) Ketika hujan turun. (7) Ketika dizalimi
orang lain. Ketika dizalimi orang lain, maka doanya jangan kepada orang
yang mendzalimi itu, tetapi doanya adalah untuk dirinya sendiri. Sayang
kalau doa kita yang makbul itu untuk orang lain, apalagi doa yang jelek
bagi orang yang mendzalimi kita, lebih baik doa yang baik untuk diri
kita sendiri. Ibarat kita mempunyai senjata, mengapa digunakan untuk
orang lain? Lebih baik untuk diri kita sendiri. Misalnya kita didzalimi
orang lain, lalu kita doakan agar orang itu selaka; kita mendapatkan
apa? Tidak mendapatkan apa-apa, sama-sama rugi; tetapi kalau kita berdoa
untuk kebaikan kita, maka itu untuk kita sendiri.
7. Bentuk-bentuk doa
Banyak bentuk-bentuk, macam-macam doa dan ini yang paling banyak dipelajari orang. Misalnya supaya disayangi suami-isteri-anak:
Doa agar anak kita menjadi anak yang baik :Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do`a.
ridho ambil dari:
http://manajemensholat.com/pengajian-mingguan/2007/4-november/
0 komentar :
Posting Komentar